HOME OPINI DIDAKTIKA

  • Senin, 22 Agustus 2022

Mengapa Pendekatan/Metode/Teknik Pengajaran-Pembelajaran Bahasa   Beriringan Dengan Teori Linguistik-Tatabahasa  Sepanjang Masa

Rona
Rona

Mengapa Pendekatan/Metode/Teknik Pengajaran-Pembelajaran Bahasa  

Beriringan dengan Teori Linguistik-Tatabahasa  Sepanjang Masa

(Bagian 2)

Rona Almos

 

Pendekatan, metode, teknik pengajaran-pembelajaran bahasa beriringan dengan teori linguistik-tatabahasa sepanjang masa karena beberapa hal. Pada bagian 1 yang lalu telah dijelaskan dua hal dari Pendekatan, metode, teknik pengajaran-pembelajaran bahasa beriringan dengan teori linguistik-tatabahasa ini. Berikut akan penjelasan lanjutannya.

Ketiga, menurut tujuan kajiannya linguistik dapat dibedakan atas dua bidang besar yaitu linguistik teoritis dan linguistik terapan. Kajian teoritis hanya ditunjukan untuk mencari atau menemukan teori-teori linguistik belaka. Hanya untuk membuat kaidah-kaidah linguistik secara deskriptif. Sedangkan kajian terapan ditujukan untuk menerapkan kaidah-kaidah linguistik dalam kegiatan praktis, seperti dalam pengajaran bahasa, penerjemahan, penyusunan kamus, dan sebagainya (Chaer, 2009).

Ada 4 kompetensi yang harus dikuasai oleh pengguna atau pembelajar bahasa yang oleh Dell Hymes, seorang pakar sosiolinguistik, disebut Kompetensi Komunikatif (Communicative Competence). Oleh karena itu, pengajaran bahasa ditujukan agar siswa mampu mencapai Kompetensi Komunikatif. Pertama, kompetensi gramatikal adalah pengetahuan tentang komponen leksikal dan kaidah morfologi, sintaksis, semantik tata bahasa kalimat, dan fonologi. Apabila menguasai kompetensi grammatical, siswa akan mampu menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah dan struktur kalimat yang benar dan diterima oleh masyarakat pengguna bahasa. Kedua, kompetensi wacana. Kemampuan untuk menggunakan aspek aspek bahasa sebagai suatu wacana dimana serangkaian kaliamat atau ujaran saling berhubungan dan membentuk suatu kesatuan yang bermakna, baik lisan maupun tulisan. “Jika kompetensi gramatikal berfokus pada tata bahasa taraf kalimat, kompetensi wacana berurusan dengan hubungan antar kalimat”. (Brown: 2007: 242). Siswa yang memiliki kompetensi wacana mampu merangkai kata menjadi kalimat dan kalimat menjadi paragraf yang menyampaikan suatu pesan, informasi, atau cerita yang memiliki arti.

Ketiga, kompetensi sosiolinguistik. Kompetensi Sosiolinguistik mengacu pada kemampuan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah kaidah sosial budaya. Jadi, penggunaan bahasa disesuaikan dengan konteks dimana, kapan, dan kepada siapa kita sedang berbicara. Kompetensi Sosiolinguistik adalah pengetahuan tentang sejauh mana ujaran diproduksi dan dipahami secara layak dalam konteks sosiolinguistik yang berbeda tergantung pada faktor faktor kontekstual seperti status, maksud dari interaksi, dan norma norma dalam berinteraksi.

Keempat, kompetensi strategi. Kompetensi Strategis adalah strategi komunikasi verbal dan nonverbal yang bisa dipakai untuk mengimbangi kemacetan dalam komunikasi karena variabel variabel performa atau kompetensi yang tidak memadai. Kompetensi strategis adalah cara kita memanipulasi bahasa untuk memenuhi tujuan komunikatif tertentu”. Jadi, kompetensi strategi merupakan strategi yang digunakan pengguna bahasa agar pembicaraaan dapat berjalan lancar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek dari pengajaran dan pembelajaran bahasa adalah data bahasa. Linguistik menyediakan data bahasa sedangkan pengajaran-pembelajaran bahasa menggunakannya data-data tersebut untuk proses pembelajaran. Pengajaran bahasa seperti pengajaran lainnya memiliki metodologi yang terdiri dari 3 komponen, yaitu: Pendekatan (Approach), Metode (Method), serta Teknik dan Prosedur (Technique and Procedure). Pendekatan/metode/teknik pengajaran-pembelajaran bahasa beriringan dengan teori linguistik-tatabahasa sepanjang masa. Berbagai teori tentang hakikat bahasa, belajar, dan mengajar telah dijelaskan pada poin poin sebelumnya. Pendekatan pendekatan ini digunakan dalam seting pengajaran bahasa. Metode yang dipilih guru dalam proses Belajar Mengajar didasarkan pada pendekatan yang dipilih guru terkait dengan bahasa, belajar, dan mengajar. Teknik adalah aktifitas spesifik yang termanifestasi di dalam kelas yang konsisten terhadap metode yang artinya juga selaras dengan pendekatan

 

*Dosen Sastra MInangkabau FIB Unand

 

 


Tag :#Opini #Didaktika #Rona Almos

Baca Juga Informasi Terbaru MinangSatu di Google News

Ingin Mendapatkan Update Berita Terkini, Ayu Bergabung di Channel Minangsatu.com